Senin, 17 Juni 2013

Oka Wijiarto, Menikmati Kreasi Logam

Usaha logam yang kini dikelola Oka sudah ada sejak dia belum lahir. Pada tahun 1987, usaha itu memiliki nama UD Sinar Kencana. Awalnya, ayahnya, M Suwarto (71), merintis usaha logam sebagai pemasok komponen mesin pompa air untuk pertanian, pada dua perusahaan pembuatan mesin pompa air dan alat-alat pertanian. Hingga saat ini, posisi sebagai pemasok pada dua perusahaan itu masih berlanjut, di samping usaha pembuatan tangki untuk alat semprot pestisida.

Sejak SMA, Oka, warga Desa Tembok Banjaran, Kecamatan Adiwerna, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, ini sudah turut membantu ayahnya mengelola usaha tersebut. Sebagai anak tunggal, dia ikut memasarkan produk yang dihasilkan orangtuanya ke beberapa wilayah di Brebes dan sekitarnya.
Selain menjadi pemasok komponen mesin pompa air, mulai tahun 2000 perusahaannya juga menghasilkan komponen tangki untuk alat semprot pestisida, seperti nozel dan keran.

”Pertama membuat komponen tangki untuk alat semprot pestisida pada tahun 2000. Dulu dipasarkan menggunakan sepeda motor di wilayah Tegal dan Brebes. Pasokan sekitar 500 unit per bulan untuk setiap komponen,” katanya. Saat ini, dia memasarkan sekitar 30.000 hingga 40.000 unit per bulan untuk setiap komponen. Sedikitnya tujuh komponen tangki alat semprot pestisida yang diproduksinya.

Tahun 2002, Oka mulai menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Dia memilih kuliah di Akademi Desain Visi Yogyakarta, dengan menempuh jurusan fotografi. Bersekolah di Yogyakarta dilakoninya hingga tahun 2007.

Selama kuliah, Oka memuaskan hasrat dan kegemarannya pada bidang fotografi. Dia juga bermain musik bersama teman-temannya, dalam aliran musik cadas. Meskipun memiliki tanggung jawab meneruskan usaha, dia tidak mengambil kuliah di bidang bisnis atau teknik.

”Saya kuliah disuruh senang-senang oleh Bapak,” katanya. Menurut dia, ayahnya memberikan kebebasan kepada dirinya untuk memilih kuliah karena meyakini bahwa ke mana pun perginya Oka, dia akan kembali ke usaha yang dirintis ayahnya juga.

Setelah lulus kuliah pada tahun 2007, Oka kembali ke Tegal. Saat itulah ide membuat tangki untuk alat semprot pestisida muncul. Selama ini, kebanyakan perusahaan logam di Jawa Tengah hanya membuat komponen alat.

Belum ada perusahaan yang membuat tangki untuk alat semprot pestisida, dari mulai proses pembuatan komponen hingga proses penyelesaian menjadi alat siap pakai. Oleh karena itu, Oka mulai membuatnya. Ide pembuatan tangki muncul dari ayahnya, sedangkan Oka yang mendesain bentuk tangki tersebut.

Dua produk
 
Uji coba-uji coba terus dia lakukan mulai tahun 2007. Akhirnya pada tahun 2009, produk tangki untuk alat semprot pestisida mulai diluncurkan. Oka membuat dua merek alat, yaitu Strong Arm dan Teratai, dengan masing-masing terdiri dari dua kapasitas, yaitu kapasitas 17 liter dan 14 liter.

Perbedaan dua merek itu terletak pada bahan baku yang digunakan. Merek Strong Arm menggunakan komponen kuningan, sedangkan Teratai menggunakan stainless steel sehingga harga Strong Arm pun lebih mahal apabila dibandingkan dengan merek Teratai. Harga alat tersebut berkisar Rp 360.000-Rp 460.000 per unit.

Saat pertama meluncurkan produk tangki tahun 2009, dia hanya memasarkan sekitar 50 unit. Seiring pemasaran yang semakin luas, saat ini penjualan tangki untuk alat semprot pestisida mencapai 800 unit per bulan. Tangki tersebut dipasarkan ke wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera, dan Sulawesi.

Menurut Oka, dia memilih tetap mengembangkan produk logam untuk alat pertanian karena sektor pertanian merupakan sektor yang akan terus hidup. Sepanjang manusia masih membutuhkan pangan, pertanian tetap ada.

Terbukti, permintaan akan tangki untuk alat semprot pestisida terus meningkat. Setiap tiga bulan sekali (setiap musim tanam), permintaan alat tersebut terus meningkat. Rata-rata, peningkatan permintaan pada setiap musim tanam sekitar 20 persen.

Bahkan, Oka sendiri belum bisa menentukan kebutuhan pasar yang sesungguhnya, terhadap produknya tersebut. Hal itu terjadi karena tambahan pasokan yang dia keluarkan selalu habis terserap pasar. Bulan berikutnya, ketika dia kembali menambah pasokan, tambahan pasokan itu juga habis terserap pasar.

Dari usahanya itu pula, dia tak sekadar mampu merekrut tenaga kerja, yang saat ini sekitar 80 orang. Namun, Oka juga menggandeng sekitar 11 usaha kecil untuk menjadi rekanan. Satu usaha kecil yang menjadi rekanannya mempekerjakan dua hingga tujuh tenaga kerja.

Meskipun bekerja tidak sesuai dengan bidang pendidikan yang ditempuhnya, Oka mengaku tetap gembira. Menurut dia, berkreasi bisa dilakukan di bidang apa pun. Bahkan dari kreasi itu pula, dia menghasilkan beberapa desain tangki, yang akhirnya memiliki nilai lebih jika dibandingkan desain tangki produk perusahaan lain.

Bagi dia, keuletan, kesabaran, dan pengembangan kreasi merupakan kunci dari keberhasilan suatu usaha. Sebagai penyeimbang hidup, hingga saat ini Oka tetap mengembangkan hobinya bermain musik cadas bersama kelompok bandnya.

Kini, Oka terus berobsesi untuk mengembangkan usaha. Dia ingin menembus pasar ekspor dan menguasai pasar dalam negeri. Salah satu upaya yang dia lakukan dalam waktu dekat adalah membuat lokasi usaha baru, untuk tempat perakitan tangki. 


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Oka Wijiarto, Menikmati Kreasi Logam

0 komentar:

Posting Komentar


-Kami tidak akan segan-segan menghapus komentar anda jika tidak berhubungan dengan artikel.
-Dilarang keras berkomentar dengan live lnik (akan dihapus).
-Komentar yang membangun sangat kami harapkan Untuk memajukan blog ini.